Forum Manajemen Covid-19 berbasis prinsip Knowledege Management


Pengantar

Pandemik Covid-19 dalam konteks lonjakan (Surge) penderita merupakan tantangan besar peradaban dunia. Kegagalan penanganan Covid-19 dapat menjadi malapetakan besar, Untu menghindari kegagalan penanganan, pengetahuan mengenai Covid-19 perlu ditingkatkan.  Ada hal menarik bahwa pengetahuan  tenaga kesehatan mengenai Covid-10 masih butuk. DI awal wabah, manajemen klinik tentang Covid-19 masih sangat terbatas. Literatur masih sedikit. Bahkan jurnal-jurnal bereputasi tinggi dengan jujur menyatakan bahwa pengetahuan belum cukup banyak. Ada berbagai penelitian yang “dipaksa” untuk memberikan hasil sementara karena memang dibutuhkan infonya. Di sisi pengobatan klinis, Prof Reviono ahli pulmonologi dari FK UNS menyatakan bahwa memang pengobatan masih belum banyak dan kegagalan masih banyak terjadi.

Dari sisi manajemen program di RS dan di wilayah juga terjadi pengetahuan yang masih kurang untuk menangani wabah Covid. Para pakar manajemen bencana dan para veteran pengelola bencana menyatakan bahwa sifat Covid-19 sebagai penyebab penularan berbeda sekali dengan ketika bencana alam terjadi seperti meletusnya gunung berapi, gempa bumi, dan tsunami. Ada sifat menular yang dapat membahayakan tenaga medis yang bertugas. Sebagai konsekuensi, pencegahan dan penanganannya membutuhkan system logistic yang baik termasuk Alat Pelindung Diri dan berbagai fasilitas pencegahan dan pemutusan transmisi. Dipandang dari sudut ilmu manajemen bencana dan manajemen system kesehatan, masih banyak yang belum dipahami tentang bagaimana menyiapkan kapasitas lonjakan (Surge capacity) di RS dan di system kesehatan.


Tujuan Forum Manajemen Covid-19:

Forum ini bersifat sukarela dan terbuka bagi seluruh tenaga kesehatan untuk:

  1. Meningkatkan kemampuan system kesehatan Indonesia untuk menangani pasien Coronavirus dengan pendekatan Knowledge Management, mulai dari peningkatan pengetahuan, penyebaran ilmu pengetahuan, sampai ke penerapan pengetahuan untuk mencegah wabah meluas.
  2. Meningkatkan kapasitas Lonjakan (Surge Capacity) RS dan wilayah menghadapi Coronavirus.
  3. Mengaktifkan system manajemen bencana di RS dan system kesehatan.

Apabila tujuan-tujuan diatas terlaksana, diharapkan kematian akibat Covid-19 di Indonesia dapat menurun dengan pendekatan penanganan manajemen klinis dan manajemen system kesehatan.

[iconpress id=”local_668″ title=”external link square alt” style=”color:rgba(7,7,238,1); font-size:30px;” ] Apa yang sudah dicapai?

Di awal bulan April 2020, Forum Manajemen Covid telah berhasil mengidentifikasi  mengembangkan Masyarakat-masyarakat Praktisi (Community of Practice) di RS dan seluruh lembaga terkait yang ingin menerapkan pemahaman tentang Covid-19 ke praktek klinis dan tindakan kesehatan lainnya.  Ada berbagai kelompok yang telah terbukti berjalan.

Silahkan klik tautan link diatas untuk melihat berbagai kegiatan yang sudah dikerjakan untuk 5 kelompok tersebut.


Bagaimana  Penggunaan Prinsip Knowledge Management dalam wabah Covid-19?

Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management, KP) dikenalkan oleh Tom Davenport pada tahun  1994. Dinyatakan bahwa: “Manajemen Pengetahuan adalah proses menangkap, mendistribusikan, dan secara efektif menggunakan pengetahuan.”

Setelah itu Grup Gartner membuat definisi lain tentang KM (Duhon, 1998): 

“Manajemen pengetahuan adalah disiplin yang mempromosikan pendekatan terpadu untuk mengidentifikasi, menangkap, mengevaluasi, mengambil, dan berbagi semua aset informasi organisasi. Aset ini dapat mencakup basis data, dokumen, kebijakan, prosedur, dan keahlian serta keahlian-pengalaman yang ada di individu.”

Definisi ini tidak hanya membahas mengenai pengetahuan dari dalam organisasi, namun juga pengetahuan yang relevan dari luar organisasi.

Dalam konteks pandemik Covid-19, berbagai organisasi pelayanan kesehatan memerlukan pengetahuan mengenai Covid-19. Sebagai penyakit baru dengan keganasan tinggi, serta komplek, pengetahuan tentang Covid-19 saat ini banyak berasal dari luar organisasi. Jarang sekali yang berasal dari dalam organisasi. Dengan demikian organisasi pelayanan kesehatan masih membutuhkan banyak pengetahuan dari luar. Apa saja organisasi-organisasi di sistem kesehatan yang memerlukan pengetahuan baru mengenai Covid-19?. Di dalam Sistem Kesehatan, dapat dibagi menjadi berbagai lembaga:

  • Organisasi pelayanan klinis primer
  • Organisasi pelayanan klinisi rujukan
  • Organisasi penentu kebijakan
  • Lembaga swadaya masyarakat

Organisasi-organisasi tersebut mempunyai tenaga-tenaga yang dominan dalam penanganan Covid-19, antara lain klinisi, manajer, analis kebijakan, dan pengambil kebijakan. Kelompok-kelompok ini merupakan pemimpin dalam menerapkan pengetahuan yang tepat mengenai Covid-19. 


Apa yang ingin dicapai Forum Manajemen Covid-19 melalui pendekatan Knowledge Management

Dalam abad internet ini sangat mudah untuk menkomunikasikan pengetahuan dan informasi, yang salah atau benar. Oleh karena itu forum ini berusaha menggunakan teknologi untuk menyebarkan pengetahuan yang benar dan baru tentang Covid-19 untuk dipakai di organisasi kesehatan. Dalam ciri Wabah yang mempunyai risiko tinggi apabila program pencegahan gagal, maka aplikasi ilmu pengetahuan yang benar menjadi kunci. Hal ini semakin sulit di era internet, karena kebenaran sebuah ilmu pengetahuan tidak menjadi dasar penyebaran. Di dalam komunikasi media, sering ditemukan hoax, termasuk dalam ilmu pengetahuan. Forum Manajemen Covid-19 menggunakan tekonologi informasi untuk mencari pengetahuan yang benar untuk diterapkan di program pencegahan Wabah Covid-19.

Berbagai prinsip KM yang dikerjakan dalam Forum Manajemen Covid-19:

(1)    Manajemen isi pengetahuan mengenai Covid-19.

Pengetahuan mengenai Covid-19 dibahas dalam Forum Manajemen dengan topik sejak dari pengetahuan mengenai virus, pencegahan, penanganan, dan pengambilan kebijakan mengenai Covid-19. Dengan teknologi informasi dan telekonferens, dilakukan berbagai Webinar yang bertujuan untuk mengembangkan materi mengenai Covid yang relevan untuk organisasi pelayanan kesehatan primer, rujukan, dan pengambil kebijakan di pusat dan daerah. Diharapkan di setiap organisasi kesehatan ada pengetahuan tentang Covid-19 yang terkelola dengan baik. Dengan pengelolaan pengetahuan ini diharapkan efektifitas lembaga dalam mencegah pemberatan pandemi akan lebih baik.

(2) Mengidentifikasi dan memetakan ahli

Dalam konteks pandemic ini memang belum banyak staf  di lembaga pelayanan kesehatan yang ahli tentang Covid-19.  Oleh karena itu Forum Manajemen Covid 19 berusaha mencari para ahli di luar organisasi pelayanan kesehatan untuk memberikan masukan untuk organisasi pelayanan kesehatan.  Memang jumlah ahli Covid-19 masih sangat sedikit di Indonesia, bahkan di dunia. Akan tetapi dalam keterbatasan ini, sistem teknologi informasi dan kemajuan program teleconference dapat mengidentifikasi para ahli, tidak hanya dari Indonesia tapi juga yang di luar Indonesia. Proses ini dilakukan dengan cara kerjasama dengan berbagai lembaga/unit kegiatan yang mempunyai keahlian atau minat dalam pengembangan ilmu tentang Covid.

Dalam proses memetakan keahlian ini Forum Manajemen Covid berusaha mendorong staf di organisasi kesehatan untuk mengembangkan keahlian dalam Covid-19 sesuai dengan tugasnya. Dalam hal ini akan ada kelompok-kelompok pengguna ilmu tentang Covid di dalam organisasi. Sebagai gambaran untuk RS, akan ada:

  • Kelompok spesialis yang ahli dalam penanganan Covid-19
  • Kelompok pencegahan infeksi RS
  • Kelompok ahli logistic di RS untuk melengkapi berbagai peralatan
  • Manajer keuangan RS yang memahami aspek penanganan pembelian peralatan dan penerimaan sumbangan filantropi
  • Kelompok spesialis yang ahli dalam penanganan Covid-19
  • Kelompok pencegahan infeksi RS
  • Kelompok ahli logistik di RS untuk mengelola logistik medis yang langka dimasa pandemi
  • Manajer keuangan RS yang memahami aspek penanganan pembelian peralatan, penggunaan APBN/APBD dimasa emergensi pandemi, dan penerimaan sumbangan filantropi
  • Kelompok ahli informatika dan big data
  • Kelompok ahli manajemen fasilitas untuk pasien infeksius
  • dan sebagainya.

3) Pembelajaran

Sebagai penyakit baru, aspek pembelajaran menjadi kunci. Oleh karena itu Forum Manajemen Covid memulai pembelajaran pengalaman dari pelaku-pelaku lapangan. Sebagai gambaran, RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso menjadi mitra utama Forum Covid-19. Disamping itu ada pula PERSI, dan ada kelompok Kolaborasi Stakeholder Covid-19. Dalam konteks penanganan klinis, Forum Manajemen Covid-19 didukung oleh Cochrane Indonesia yang memberikan serangkaian pembahasan jurnal yangmembahas pengalaman penanganan klinisi (lesson-learned) berdasarkan evidence-based medicine. Frasa “pelajaran yang dipetik” merupakan hal yang tepat dalam Knowledge Management karena memang ada berbagai pengalaman buruk yang dapat dipelajari untuk dicegah di kemudian hari. 

(4) Pembentukan Masyarakat Praktisi (Community of Practice, CoPs)

CoP adalah kelompok individu dengan minat bersama yang datang bersama-sama atau secara virtual untuk bercerita, berbagi dan mendiskusikan masalah dan peluang, mendiskusikan praktik terbaik, dan membicarakan pelajaran yang dipetik (Wenger, 1998; Wenger & Snyder, 1999). Di dalam Covid-19 diharapkan terjadi berbagai CoP.

Sebagai gambaran:

  • Hospital Disaster Plan dan ICS
  • Surge Health System
  • Evidence Based Medicine
  • Kesehatan Jiwa dalam wabah Covid-10, yang terkait dengan masyarakat dan tenaga kesehatan
  • Bioetika dalam Covid-19.
  • Filantropi
  • Logistik

Pentahapan penerapan Konwledge Management dalam kegiatan Forum Manajemen Covid-19:

Tahap Pertama:

Sampai minggu ke 4, Forum Manajemen Covid-19 menggunakan teknologi informatika untuk menyebarkan dan mengembangkan pengetahuan baru mengenai COvid-19. Tantangannya adalah bagaimana sumber pengetahuan yang banyak mengenai Covid-19 dan masih bersifat dinamis dapat diakses atau disebarkan ke tenaga kesehatan yang membutuhkan sesuai tugas masing-masing. Teknologi informatika ini dipergunakan dalam berbagai aspek pengembangan ilmu, antara lian:

  • Menyebarkan pengetahuan melalui berbagai Webinar
  • Melakukan pelatihan-pelatihan online untuk organisasi yang membutuhkan
  • Membahas proposal-proposal penelitian Covid-19 secara online.

Tahap ini masih terus berjalan, dengan waktu yang belum dapat ditentukan. Diharapkan dalam tahap ini, organisasi-organisasi pelayanan kesehatan mendukung stafnya untuk mengikuti berbagai kegiatan penyebaran ilmu yang dilakukan oleh Forum Manajemen Covid-19 dan juga dari berbagai sumber lainnya.

Tahap Kedua:

Setelah melewati masa  Tahap 1, Forum Manajemen berusaha untuk mendorong organisasi-organisasi di sector kesehatan yang membutuhkan pengetahuan tentang Covid-19 untuk mempekuat budaya pembelajaran. Dalam hal ini diharapkan bahwa organisasi-organisasi pelayanan kesehatan masuk ke dalam jenis organisasi pembelajar dimana stafnya bersemangat dan bergairah untuk melakukan pembelajaran tentang Covid-19.  Memang diharapkan pandemic Covid-19 ini dapat berakhir segera. Akan tetapi tidak ada jaminan di masa depan Covid-19 akan mewabah lagi atau ada ancaman jenis baru.

Dalam tahap ini diharapkan ada budaya pembelajaran yang berada di organisasi.  Ada berbagai literatur bisnis dibawa ke domain KM. Yang pertama adalah karya Senge tentang organisasi pembelajaran (Senge, Peter M., 1990 Disiplin Kelima: Seni dan Praktek Organisasi Pembelajaran.) Yang kedua adalah karya Nonaka tentang pengetahuan “diam-diam” dan bagaimana menemukan dan mengolahnya. (Nonaka, Ikujiro & Takeuchi, Hirotaka, 1995 Perusahaan Pencipta Pengetahuan: Bagaimana Perusahaan Jepang Menciptakan Dinamika Inovasi.) Berbagai buku tersebut berbicara tentang faktor manusia dalam penerapan dan penggunaan KM, serta tentang penciptaan pengetahuan serta berbagi pengetahuan dan komunikasi. Dalam tahap 2 ini akan terbentuk berbagai “masyarakat praktisi” (CoP).

Tahap Ketiga KM: Taksonomi dan Manajemen Isi tentang Covid di organisasi-organisasi pelayanan kesehatan

Tahap ketiga yang diharapkan adalah kesadaran akan pentingnya isi pengetahuan mengenai Covid-19 dan juga kesadaran akan pentingnya cara untuk memperoleh kembali isi tersebut. Oleh karena itu penting adanya  pengaturan, deskripsi, dan struktur penyimpanan isi.  Kunci utama  untuk tahap ketiga adalah “tidaklah baik jika organisasi mencoba untuk menggunakan ilmu pengetahuan tapi ternyata tidak bisa menemukannya. Oleh karena itu  sangat penting untuk dapat mengelola pengetahuan di setiap lembaga pelayanan kesehatan agar dapat efektif untuk menangani wabah dengan kompleksitas seperti Covid-19 di kelak kemudian hari.