Kerangka Acuan
BPPSDM Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan PKMK UGM
menyelenggarakan
PELATIHAN ONLINE KEPEMIMPINAN DINAS KESEHATAN DALAM MENGELOLA BENCANA KESEHATAN
23 – 25 April 2020
Latar Belakang
Pandemi akan terus mengancam kehidupan manusia. Sejak pandemi paling awal ditemukan pada tahun 3000 SM, hingga saat ini telah terjadi lebih dari 10 pandemi besar yang merenggut nyawa jutaan orang. Mulai era pra sejarah sampai dengan era modern saat ini, ancaman semakin sering terjadi dan semakin kompleks karena terlibatnya faktor ekonomi dan politik dalam menghadapi bencana tersebut.
Ancaman yang terus terjadi ini perlu diantisipasi dengan memperkuat public health security yang terintegrasi dengan sistem kesehatan. Indonesia menjadi salah satu negara yang menyetujui International Health Regulation sehingga dituntut untuk dapat memiliki kemampuan di bidang pencegahan, deteksi dini serta respon cepat terhadap munculnya penyakit atau kejadian yang berpotensi menjadi Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Indonesia terlibat aktif dalam upaya memperkuat public health security dengan terlibat aktif dalam gerakan Global Health Security. Telah disadari bersa,a bahwa dampak dari bencana kesehatan hanya dapat direduksi dengan penguatan sistem kesehatan.
Indonesia telah menerbitkan buku National Plan Public Health Security. Visi action plan ini untuk mendukung secara aktif upaya global dalam mencegah, mendeteksi dan merespons potensi pandemi akibat agen biologi, kimia dan radio nuklir. Misi yang tercantum dalam rencana tersebut diantaranya (1) Memperkuat kapasitas nasional dalam mencegah, mendeteksi dan merespons Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKM-MD) ; (2) Melakukan kerjasama dengan lembaga internasional dan organisasi masyarakat dalam menghadapi KKM-MD. Kemudian untuk periode 2020 – 2024 secara khusus ada sasaran untuk mendukung pencapaian visi dan memperkuat implementasi misi, antara lain; melaksanakan advokasi untuk menyamakan pemahaman semua pemangku kepentingan dalam mencegah, mendeteksi dan merespons kedaruratan kesehatan masyarakat
Namun demikian, ketika kasus COVID-19 ditemukan pada awal Maret 2020, eksekusi konsep disaster plan dan pelaksanaan berbagai dokumen yang telah dikembangkan untuk menghadapi bencana kesehatan, belum tampak optimal hasilnya di lapangan. Ketidakjelasan sistem komando dan alur penanganan bencana kesehatan sangat menghambat kecepatan sistem respons kesehatan terhadap kejadian COVID-19. Pertanyaan besar yang muncul adalah faktor kunci apa yang dapat menyebabkan situasi ini terjadi?
Salah satu faktor penentu kesuksesan penanganan bencana kesehatan adalah faktor kepemimpinan. Pemimpin adalah motor penggerak sistem kesehatan, baik dalam situasi normal maupun ketika menghadapi bencana. Oleh sebab itu, kinerja sistem kesehatan sangat bergantung pada pemimpin yang memiliki otoritas untuk mengelola sistem tersebut. Namun COVID-19 ini adalah ancaman baru yang berlangsung sangat cepat dan tidak terduga. Pemimpin sistem kesehatan memerlukan dukungan berupa pelatihan penyegaran yang bersifat praktis, untuk meningkatkan efektifitasnya dalam menghadapi pandemi ini. Pelatihan refreshing ini meliputi konsep National Action Public Health Health Security, public health emergency, disaster plan dan contingency plan, sistem komando dan mobilisasi sumber daya kesehatan, komunikasi persuasi, dan sebagainya.
Tujuan
Secara keseluruhan, pelatihan ini bertujuan untuk:
- Menyegarkan kembali pimpinan dinas kesehatan tentang konsep pengelolaan bencana kesehatan dalam kerangka National Action Plan.
- Meningkatkan kapabilitas dan kapasitas pimpinan dinas kesehatan untuk mengendalikan sistem kesehatan serta untuk memobilisasi sumber daya kesehatan sebagai response atas kejadian bencana kesehatan dengan prinsip Incident Command System.
- Melatih ketrampilan dalam pengambilan keputusan strategis dan komunikasi yang diperlukan untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan bencana kesehatan
- Menyusun/memperkuat rencana penanganan wabah dalam konteks peran Dinas Kesehatan di Gugus Tugas COVID-19 di daerahnya.
Agenda Kegiatan
Pelatihan yang bersifat praktis dengan memanfaatkan teknologi informasi dan website dalam proses interaksi antara peserta pelatihan dengan fasilitator. Secara keseluruhan dibagi menjadi 2 tahap:
- Kegiatan Tahap 1: Seminar Public Health Security
Tujuan Seminar :
- Menyegarkan pengetahuan mengenai National Health Security
- Mendapatkan berbagai kasus mengenai tantangan yang dihadapi dinas kesehatan propinsi dan kabupaten dalam menghadapi wabah COVID-19
- Persiapan untuk Workshop
- (Kegiatan Tahap 2)
- Workshop tentang Rencana Kontingensi & Pengembangan Skenario, dan Leadership dalam Pengendalian Bencana Kesehatan
- Pembahasan kasus yang relevan dengan konteks daerah masing – masing
Tujuan:
- Meningkatkan kapabilitas dan kapasitas pimpinan dinas kesehatan untuk menangani pengendalian kasus di daerahnya melalui pembelajaran berbasis kasus dengan dasar pengetahuan yang dipakai dalam praktek global.
- Meningkatkan ketrampilan dalam pengambilan keputusan strategis saat wabah dan komunikasi yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan pandemi COVID-19.
- Menyusun/memperkuat rencana penanganan wabah di Gugus Tugas COVID-19 di daerahnya.
Pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan Case-Based Training untuk Latihan Kelompok.
Peserta yang Diharapkan
Tahap 1: Seminar
- Kepala dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota sebagai peserta seminar hari pertama
- Staf dinas kesehatan yang terlibat kuat dalam tim COVID-19
Tahap 2: Workshop
- Kepala Dinas Provinsi di daerah prioritas COVID-19
- Staf Dinas Kesehatan
Hasil yang Diharapkan
- Penguatan rencana operasional untuk mengelola wabah COVID-19
- Penambahan pengetahuan dan ketrampilan mengelola bencana.
Metode yang diperlukan adalah Case-Based Training dengan pendekatan Problem Solving (Lihat Lampiran)
Fasilitator
Kegiatan ini difasilitasi oleh tim fasilitator dari Divisi Manajemen Bencana Kesehatan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, FK – KMK, UGM, dan tim fasilitator dari Pusat Pelatihan SDM Kesehatan BPPSDM Kementerian Kesehatan RI.
Penyelenggara
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, FKKMK, UGM dan Pusat Pelatihan SDM Kesehatan BPPSDM Kementerian Kesehatan RI.
Narahubung
Sealvy PKMK UGM: 08122954672
Susunan Acara
Kamis, 23 April 2020
Waktu | Agenda | Tokoh | PIC | Keterangan |
15:30-16:00 | Pendaftaran dan cek jaringan, cek soundsystem, dan tim reportase | Peserta dan tim organizer | Tim Puslat BPPSDM
|
Dipersiapkan line zoom alternative, untuk mengantisipasi gangguan |
15:50-16:00 | Persiapan Moderator | Moderator: Kapuslat SDMK BPPSDM | Tim Puslat BPPSDM | |
16:00-16:15 | Pembukaan | Sekjen Kemenkes RI | Tim Puslat BPPSDM | Pembukaan dipandu oleh moderator |
16:15-16:45 | Paparan Hari Pertama | Kepala PADK Kemenkes RI | Tim Puslat BPPSDM | |
16:45-17:30 | Diskusi | Moderator | Tim Puslat BPPSDM | |
17:30-17:30 | Closing Hari Pertama dan Way Forward | Kapuslat SDMK BPPSDM | Tim Puslat BPPSDM |
Jumat, 24 April 2020
Waktu | Agenda | Tokoh | PIC | Keterangan |
15:30-16:00 | Pendaftaran dan cek jaringan, cek soundsystem, dan tim reportase | Peserta dan tim organizer | Tim PKMK UGM | Dipersiapkan line zoom alternative, untuk mengantisipasi gangguan |
15:50-16:00 | Persiapan Moderator | Moderator: Dr. dr Andreasta Meliala (Direktur PKMK UGM) | Tim PKMK UGM | |
16:00-16:30 | Paparan Hari Kedua | dr. Bella Dona, MKes | Tim PKMK UGM | |
16:30-17:15 | Diskusi | Moderator | Tim PKMK UGM | |
17:15-17:30 | Closing Hari Kedua dan Way Forward | Direktur PKMK UGM | Tim PKMK UGM |
Lampiran:
Apa itu Pembelajaran Berbasis Kasus?
Menggunakan pendekatan berbasis kasus yang melibatkan peserta dalam diskusi skenario tertentu yang menyerupai terjadinya wabah pandemi COVID-19 di wilayahnya. Atau menggunakan kasus di daerahnya. Metode ini berpusat pada peserta dengan interaksi yang intens antar peserta saat mereka membangun pengetahuan mereka dan bekerja bersama sebagai kelompok pembelajaran.
Peran instruktur adalah sebagai fasilitator. Peserta menganalisis kasus secara bersama dan dan mencoba mengatasi masalah dan menyelesaikan pertanyaan. Dalam konteks pertanyaan, tidak memiliki jawaban benar yang tunggal. Benar atau tidaknya tergantung konteks wilayah.
Beberapa aturan dasar untuk pembelajaran berbasis kasus.
- Berfokus pada masalah yang membangkitkan minat.
- Menciptakan empati dengan karakter sentral, yaitu kepala dinas kesehatan.
- Relevan dengan pembaca.
- Harus memiliki utilitas pedagogik.
- Memprovokasi konflik.
- Pemaksaan keputusan.
- Memiliki sifat umum.
Mengapa Menggunakan Pembelajaran Berbasis Kasus?
- Untuk memberi peserta untuk melihat teori manajemen bencana dan kepemimpinan dalam praktek riil di masa pandemi COVID-19. Peserta juga dapat melihat bagaimana keputusan akan berdampak pada peserta yang berbeda, secara positif maupun negatif.
- Untuk mendorong peserta menganalisis data dalam mencapai kesimpulan. Di dalam kegiatan akan banyak tugas bersifat terbuka, sehingga peserta dapat berlatih memilih teknik analitik yang tepat. Instruktur yang menggunakan pembelajaran berbasis kasus melaporkan bahwa peserta lebih terlibat, tertarik, dan berperan di dalam kelas.
- Untuk mengembangkan keterampilan analitik, komunikatif dan kolaboratif dengan pengetahuan isi. Dalam upaya mereka untuk menemukan solusi dan mencapai keputusan melalui diskusi, peserta memilah data faktual, menerapkan alat analitik, mengartikulasikan masalah, merefleksikan pengalaman mereka yang relevan, dan menarik kesimpulan yang dapat mereka hubungkan dengan situasi baru. Dalam prosesnya, mereka memperoleh pengetahuan substantif dan mengembangkan keterampilan analitik, kolaboratif, dan komunikasi.
KASUS: SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA COVID-19 di PROVINSI X
- Bacalah paparan kasus bencana pandemi COVID-19 yang terjadi di provinsi X berikut ini secara seksama. Identifikasikan masalah/tantangan utama yang terjadi secara umum dan buatlah pernyataan singkat tentang masalah/tantangan yang teridentifikasi tersebut.
- Analisis masalah/tantangan yang terjadi dengan menggunakan konsep – konsep yang telah dipelajari pada Tahap 1 (Seminar) dan beberapa pustaka. Peserta juga bisa melakukan analisis menggunakan konsep – konsep yang diperoleh dari sumber – sumber belajar lain yang relevan setelah didiskusikan dengan fasilitator.
- Setelah menganalisis menggunakan konsep – konsep tersebut, cobalah membuat solusi masalah dan uraikan secara singkat solusi tersebut.
- Buatlah rekomendasi singkat tentang solusi terbaik yang bisa dikembangkan di kabupaten/kota Anda.
DESKRIPSI KASUS
Lihat ModulMASALAH UTAMA
Daftar masalah yang terjadi pada saat ini adalah:
- Koordinasi lintas sektor belum ada
- Sistem komando tidak berjalan
- Pemahaman tentang COVID-19 bervariasi
- Ddan seterusnya
- ….
- ….
- ….
Daftar masalah disandingkan dengan konsep yang seharusnya terjadi:
- Situasi saat ini belum meengaplikasikan konsep Incident Command System (ICS) chaos and panic
- belum ada rencana kesiapsiagaan penanganan Lonjakan
- Komunikasi tidak jalan…sesuai dengan teori…
- ..
Sistem dan konsep yang dibutuhkan lebih mendalam:
- Action Plan untuk Public Health Emergency
- Incident Command System
- Persiapan Lonjakan (Surge Capacity)
- Scenario planning
- Communication
- Leadership….
- ….
Menyusun pertanyaan – pertanyaan panduan untuk menganalisis problem dan konsep untuk memperoleh solusi:
- Bagaimana gambaran sistem manajemen bencana yang ada pada kasus di atas?
- Siapa pemimpin kelompok-kelompok yang aktif untuk penanganan bencana pada hari pertama bencana terjadi?
- Siapa yang harus jadi koordinator bencana di sektor kesehatan? Dari pemerintah ataukan dari pihak lain/LSM?
- Siapa yang harus mengatur bantuan yang datang dari luar kota?
- Bagaimana seharusnya sistem pendataan, komunikasi dan informasi dilakukan?
- Bagaimana mengaktifkan paket P3K (keluarga) dan keterampilan emergency di masyarakat?
- Apa yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan peran jaringan sosial dalam bencana?
Solusi bagi daerah untuk kegawatdaruratan penanggulangan bencana: