HomePengambil KebijakanManajer Lembaga Kesehatan

Webinar Diskusi Daring Update Penanganan Covid-19 RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah

Webinar Diskusi Daring Update Penanganan Covid-19  RSUD Tora Belo  Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM Divisi Manajemen Bencana Kesehatan bekerja sama dengan Caritas Germany


RSUD Tora Belo merupakan rumah sakit dampingan Divisi Manajemen Bencana, PKMK FK – KMK dalam proses penyusunan hospital disaster plan (HDP). Diskusi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penanganan COVID di RSUD Tora Belo dan aktivasi HDP mereka dalam menghadapi pandemi COVID-19. RSUD Tora Belo bukan RS rujukan penanganan COVID-19, jika ada pasien yang positif segera dirujuk ke RS Undata Palu. Jumlah pasien ODP yang ditangani hingga saat ini sebanyak 25 orang, OTG  3 orang dan ODP anak 7 orang. Mayoritas yang datang dari rujukan Puskesmas Marawola, Puskesmas Biromaru dan Puskesmas Dolo.

RSUD Tora Belo membentuk tim Satgas COVID-19, dimana struktur organisasi tim satgas ini tidak jauh berbeda dengan struktur bencana dalam HDP. Perbedaanya adalah dalam struktur bencana Direktur RS sebagai ketua namun dalam tim satgas COVID-19 Direktur RS sebagai pengarah. Ketua Satgas COVID-19 adalah dokter penyakit dalam. Tim Satgas COVID RSUD Tora Belo di SK kan oleh Bupati yaitu yang terdiri dari pengarah, penanggung jawab, ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, bidang logistik, bidang pelayanan medik, bidang penunjang, bidang perencanaan, dan tim surveilans. Orang yang menduduki bidang perencanaan di struktur bencana dalam HDP, itu juga yang menjabat dalam bidang perencanaan satgas COVID-19.

Selama penanganan COVID-19, pasien yang datang terlebih dahulu melapor kepada satpam, kemudian diarahkan ke posko skrinning di depan rumah sakit. Sebelum melakukan proses skrinning, pasien diwajibkan cuci tangan terlebih dahulu dan wajib menggunakan masker. Tim surveilans yang bertugas dalam pelaksanaan skrinning tersebut dengan menggunakan APD level 2. Pasien akan di – tracing, dilakukan pemeriksaan apakah menunjukkkan gejala COVID-19. Jika ada indikasi demam maka diarahkan ke ruang UGD khusus COVID-19 dan dilakukan rapid test. Jika hasilnya positif akan dirujuk ke RS Undata, dan selama menunjukkan gejala akan dirawat di ruang isolasi. Selama ini belum ada kendala dalam penanganan karena pasien yang datang tidak banyak masih bisa ditangani oleh rumah sakit. Hal yang menjadi masalah terkait ruang isolasi, perlengkapan dalam ruang isolasi belum terpenuhi, misalnya oksigen sentral belum ada. Jadi sekarang dalam tahap pengadaan untuk kelengkapan ruang isolasi tersebut.

Dok. PKMK FK-KMK UGM “Review dari Tim Divisi Manajemen Bencana Kesehatan”

Kurang lebih 2 bulan, RS sempat membatasi jumlah kunjungan pasien non COVID, namun sekarang di fase new normal, pelayanan sudah berjalan seperti biasa. Pasien non COVID-19 juga tetap dilakukan skrinning di depan rumah sakit, yang dibedakan adalah alur penanganan. Terkait anggaran, ada tambahan anggaran dari Pemda Sigi khususnya untuk pengadaan APD. Kondisi sekarang pendapatan rumah sakit turun sehingga ada beberapa pengadaan yang harus dipangkas. Pertemuan untuk anggaran COVID-19 masih sering dilakukan.

Untuk menanggapi kondisi rumah sakit, ada beberapa hal yang penting untuk di – review kembali. Rumah sakit harus memastikan lokasi atau alur yang dilalui oleh pasien yang membutuhkan penanganan COVID tidak dilalui oleh pasien non COVID-19. Khususnya dengan kondisi sekarang ini fase new normal tidak ada lagi pembatasan. Kemudian sebaiknya ketua Satgas COVID-19 memahami manajemen sistem komando, karena yang menjadi kekhawatirannya adalah ketua Satgas COVID-19 juga menangani pasien, jadi jika terjadi lonjakan kemungkinan manajemen sistem komando tidak berjalan. Dokter penyakit dalam bisa diarahkan menjadi ketua bidang operasional/pelayanan medik. Tim bencana dalam HDP merupakan tim yang besar, artinya tim satgas COVID masuk didalamnya. Pengaktifan bidang dalam tim bencana HDP disesuaikan dengan jenis bencana yang terjadi. Misalnya dalam pandemi COVID-19, tidak semua bidang dalam tim bencana HDP diaktifkan. Kemudian yang perlu diaktifkan adalah bidang operasional (pelayan medik), bidang surveilans, bidang logistik, komandan, sekretaris. Intinya sistem komando harus berfungsi, ada pembagian tugas yang jelas, alur komunikasi berjalan dengan baik dan ada rencana cadangan jika terjadi lonjakan. Kemudian terkait anggaran, Rumah sakit disarankan sebaiknya sudah merencanakan anggaran selama satu tahun, karena pandemi ini belum diketahui kapan akan berakhir.

Reporter : Happy R Pangaribuan (Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK-FKKMK UGM)

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x