Free Serial Workshop Online
Angkatan III
Aktivasi Hospital Disaster Plan berbasis Incident Command System dalam Menghadapi Pandemi COVID-19
Selasa – Jumat | 14 – 17 April 2020
oleh: Badan PPSDM Kesehatan, Kementerian Kesehatan dan PKMK FK – KMK UGM
Jumat, 17 April 2020
Badan PPSDM Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan) Universitas Gadjah Mada (FK – KMK UGM) menyelenggarakan workshop secara daring dengan tema Hospital Disaster Plan berbasis Incident Command System (ICS). Workshop dilaksanakan dalam 4 sesi yaitu 1) HDP berbasis ICS; 2) komunikasi dalam ICS; 3) logistik dalam ICS; 4) kertas kerja dan diskusi. Pada pelatihan sesi pertama dilaksanakan pada 14 hingga 17 April 2020.
Presentasi Masing – Masing RS Peserta
Materi hari keempat, 17 April 2020 menjadi ajang presentasi hasil penugasan beberapa peserta. Narasumber memberikan pengantar bahwa peristiwa pendaratan Tentara Sekutu di Normandia, siap dulu siapa komandannya, baru disiapkan logistiknya. Sama dengan menghadapi Covid 19, harus jelas grand plan – nya. Kita harus jelas lawan kita siapa, sehingga bisa tepat dalam merespon. Maka RS harus mempunyai Business Plan yaitu HDP. Banyak asosiasi profesi sudah memiliki protokol, sehingga ketika terjadi suatu bencana, maka kita bisa menghadapi dengan aman. Protokol yang banyak itu harus disatukan, tidak bisa jalan sendiri – sendiri, dan harus ada komandannya.
Seperti saat Gempa Aceh, juga ada satu komando di sebuah masjid, yang disitu setiap hari dilaksanakan rapat koordinasi dan lain – lain. Di Yogya juga, berpusat di Sardjito. RS sudah me – review rencana kegiatan, kita tinggal lihat gap – nya da di mana, sehingga tinggal melengkapi/ memperbaiki. Nampaknya COVID-19 kecenderungannya akan berlangsung lama, faktanya trend kasus masih naik. Rata – rata diskusi yang ada membahas bagaimana menurunkan kasus, namun jarang yang membahas bagaimana meningkatkan kapasitas.
Selanjutnya dr. Wulan sebagai fasilitator dari Bapelkes Semarang menyampaikan review seluruh penugasan. Sampai H-3, dari 27 RS peserta workshop terdapat 10 RS yang melengkapi penugasan 1-3, sementara 17 RS lainnya belum melengkapi penugasan.
Presentasi dari 7 rumah sakit:
Presentasi RSUD Kab. Bekasi
Peran unsur pelayanan sangat dominan/penting dalam tim, semua unsur pelaksana hingga keamanan ikut terlibat dan berperan. Kemudian, karena COVID-19 ini potensi penularannya besar, survilans perlu bekerja untuk mengantisipasi penyebaran. Seksi Logistik menyiapkan fasilitas termasuk APD dan menyalurkan ke semua yang membutuhkan. Seksi Perencanaan lebih banyak merealisasikan anggaran yang sudah dianggarkan.
- Skenario Daerah menghadapi Covid 19
- Bekasi sudah termasuk zona merah, jumlah kasus cenderung terus meningkat, sebagai RS Rujukan berusaha mempersiapkan diri.
- OTG dan ODP sudah disediakan gedung terpisah dalam layanannya
- Bekasi telah memberlakuan PSBB selama 2 minggu
- Program bantuan keluarga rentan, baik berupa dapur umum, pembagian sembako, maupun melalui Bantuan Langsung Tunai
- Ada 4 skenario yang disiapkan untuk menghadapi COVID-19
- Alur komunikasi sudah ada secara jelas di semua lini, diantaranya:
- Membuka jalur komunikasi melalui PSC 119, Call Center Diskominfo 112
- Sudah menunjuk juru bicara tersendiri
- Rujukan dari RS melalui SPDGT dan Sisrute
- Ada alur komunikasi antar gugus, Alur komunikasi tingkat provinsi,
- Alur komunikasi internal, komunikasi dengan spesialis dan surveilans
Presentasi RSUD Muntilan
- Struktur Organisasi
Struktur yang direvisi ini tidak berbeda jauh dengan yang lama, perbedaannya ada PPKRS, Perencana PPI dan Screening COVID-19 - Pembagian Tugas
Setiap seksi menunjuk seorang menjadi sekretaris, sehingga bisa membantu tugas koordinator - Alur Komunikasi
Sebelum Bupati menetapkan tanggap darurat COVID-19, RS sudah melakukan persiapan dengan membentuk Tim COVID-19, sehingga ketika pandemic masuk ke Indonesia, tim tersebut diaktifkan dan langsung bertugas.
Sebelumnya Tim ini terpisah dengan HDP RS, sekarang sudah direvisi dan digabungkan. Dalam hal ini, tim memohon masukan dari pembicara untuk perbaikan, setelah itu akan diajukan ke Direktur untuk ditetapkan. Kemudian, tim bekerja mirip dengan militer, dengan 1 komando, di bawah siap melaksanakan semua instruksi. - Skenario Daerah
Hampir sama dengan apa yang telah disampaikan oleh narasumber kemarin, tetapi Incident Command belum berfungsi ideal seperti yang disampaikan narasumber, jika memungkinkan tim dari UGM ke RS Muntilan untuk membantu memberi arahan agar bisa lebih baik - Perencanaan RS
Setelah terbentuk tim COVID-19 yang mandiri, Direktur melakukan komunikasi dengan perangkat daerah, dan meminta agar tim aktif bekerja serta melakukan persiapan, termasuk tenaga, fasilitas dan peralatan, serta rapat – rapat internal agar semua siap dan berjalan dengan baik.
Penyiapan pelayanan IGD yang secara khusus untuk menangani pasien Covid 19.
Komentar dari narasumber:
Untuk RSUD Kab. Bekasi, (Jawaban dari RS suara tidak jelas)
-
- Perencanaan dari Direktur sebaiknya yang ke eksternal, sedang untuk yang Internal dari semua bagian merencanakan sendiri, yang kemudian disampaikan ke Direktur sebagai bahan Direktur berkomunikasi dengan daerah.
- Tugas sudah berjalan baik, karena dari awal pembagian tugas sudah sampai habis.
- Prinsip dalam HICS, semua tugas – tugas dari bawah, disampaikan ke Komandan, kemudian Komandan menyampaikan ke Direktur, sehingga beban Komandan dan Direktur tidak terlalu berat. Selama ini masih ada Direktur yang langsung turun ke lapangan di saat ada bencana. Jika semua seksi bekerja dengan baik, sampai ke Komandan, maka Direktur bisa fokus berkomunikasi ke daerah.
Untuk RSUD Muntilan
Tim COVID-19 sebaiknya gabung dengan HDP
Dokter Spesialis bisa sebagai konsultan medis, berada di atas, selalu berdiskusi dengan Komandan, hasilnya diturunkan ke Pelaksana.
Presentasi RSUD Kota Bogor
- Struktur Organisasi
Struktur Organisasi sebelumnya terlalu banyak, sekarang direvisi disederhanakan. Seksi – seksi disesuaikan menjadi 4 seksi.
- Pembagian Tugas
Sudah ada uraian tugas masing – masing dari setiap seksi.
- Skenario daerah
- Dengan pemberlakuan PSBB seperti pembatasan moda transportasi, kegiatan belajar di sekolah, kegiatan keagamaan, kegiatan di fasum seperti pertokoan dan mall dll.
- Skenario tingkat RT RW dan lain – lain
- Semua ditetapkan melalui peraturan walikota (Perwali)
- Alur Komunikasi
Alur komunikasi dibagi menjadi 3 yaitu Pra, Peri dan Pasca Kasus - Perencanaan RS
Peningkatan persediaan APD dan Fasilitas lain, Koordinasi dengan Dinkes, Kerjasama dengan IPB, Surge Capacity dengan penambahan ruang isolasi, dan lain – lain
Presentasi RS Awal Bross Kota Batam
- Struktur Organisasi
Seperti yang disampaikan narasumber, dengan 4 divisi yang masing – masing mencakup unsur lebih kecil di bawahnya. - Pembagian Tugas
Ada pembagian tugas secara rinci untuk tiap divisi - Alur Komunikasi
Dibuat alur komunikasi Internal dan Eksternal
Setiap hari ada briefing dan menganalisa informasi yang masuk
Sampai saat ini alur komunikasi berjalan baik dan dinamis.
Ada alur komunikasi untuk penemuan kasus - Skenario Daerah
Dijelaskan terkait sistem rujukan rumah sakit
Ada Tim Gerak Cepat Kota Batam yang terdiri dari Dinkes Kota Batam, Dinkes Prov, Pimpinan RS, Pimpinan PKM, Pimpinan Daerah, BTKL, Forensik dan Pemakaman.
Dijelaskan peran RS dalam menghadapi COVID-19
Dok. PKMK FK-KMK UGM “Tanggapan dari Bapelkes Semarang”
Tanggapan Narasumber
Secara umum sudah baik, sudah ada pembagian tugas namun karena mungkin dibuat secara mendadak, maka yang penting pembagian tugas nanti disosialisasikan dan dalam pelaksanaannya, sambil dilakukan perbaikan – perbaikan. Untuk Bogor, baik sekali ada komitmen bersama antara kesehatan dengan daerah, seperti dengan peningkatan anggaran, karena ada daerah yang kurang sejalan. Istilah-istilah yang digunakan di masing – masing RS agar disamakan dan diberi penjelasan definisinya. Agar ditambah time schedule atau batas waktu, biar jelas kapan harus dilaksanakan, terutama yang planning, karena kita menghadapi kasus emergency. Kemudian, RS Muntilan harus sudah siap, karena kasus di Jateng sudah cukup banyak. Pertanyaan dari Muntilan terkait ventilator menurut pakar dari Cina, dijawab bahwa kita mengikuti protokol yang sudah ditetapkan saja, karena lebih aman secara hukum. Jika mengikuti diskusi seperti masalah tersebut tidak ada habisnya, dan tidak mungkin protokol dirubah hanya karena statemen dari satu pakar.
Lalu, belum ada yang mencantumkan perencanaan SDM, apa karena sudah cukup? faktanya mayoritas perencanaan terkait logistik dan anggaran. Untuk RS dengan Spesialis Paru hanya 1, jangan dijadikan Komandan karena nanti tidak fokus. Jika ada 3 atau lebih, salah 1 fokus jadi komandan yang lain di oprerasional. Kata Penutup
Tanggapan Kapuslat SDM Kes
Kapuslat menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu jalannya workshop, kepada semua peserta / rumah sakit yang antusias mengikuti workshop dan kepada Tim dari UGM. Minggu depan masih ada workshop lanjutan dengan fasilitator dari Bapelkes Semarang sebagai salah satu UPT dari Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI. Harapannya workshop semacam ini bermanfaat dalam rangka menghadapi COVID-19.
Dari Kepala Bapelkes Semarang
Kepala Bapelkes Semarang menyambung yang disampaikan Kapuslat SDM Kesehatan, pihaknya mengapresiasi semua RS yang telah meluangkan waktu mengikkuti workshop di sela- sela kesibukan melayani pasien. Harapannya, agar peserta terus dapat mengiikuti dengan baik workshop selanjutnya, semoga ini menjadi amal ibadah kita. Terimakasih juga kepada Tim dari UGM, berharap kerjasama terus berlanjut, di tiga minggu ke depan dan minggu- minggu berikutnya.
Penutup
- Semua materi presentasi mohon ijin akan di – share di website
- Nama WAG workshop ini minggu depan berubah menjadi WAG Komunikasi dengan PJ Bu Happy
- Hasil evaluasi Kirk Patrick juga akan di- share di Website
Reporter : Wardoyo, SPd, MKes
Bapelkes Semarang
VIDEO REKAMAN