HomePengambil KebijakanManajer Lembaga Kesehatan

Webinar Surge Capacity COVID-19 dari Aspek Pendanaan dan Filantropi 3 April 2020

Reportase Webinar  Surge Capacity COVID-19 dari Aspek Pendanaan dan Filantropi 3 April 2020

PKMK FK – KMK UGM menyelenggarakan webinar surge capacity dari aspek sumber pendanaan dan filantropi pada Jum’at (3/4/2020) di Gedung Litbang, FK – KMK. Narasumber webinar antara lain Faozi Kurniawan MPH yang menyampaikan mengenai pendanaan dari pemerintah  dan dr. Jodi Vishnu MPH yang menyampaikan sumber pendanaan dari sisi non pemerintah. Adapaun pembahas dalam webinar kali ini  Rimawan Pradiptyo M.Sc., Ph.D. dari SONJO.

Webinar dibuka oleh Prof Laksono Trisnantoro, dengan menyampaikan kondisi terkini kapasitas pelayanan di DIY yang saat ini masih memungkinkan untuk melayani pasien COVID-19 sampai saat ini, tetapi menurut skenario yang dibahas di webinar sebelumnya ada kemungkinan lonjakan pasien yang ini perlu untuk diantisipasi. Dalam rangka, mempersiapkan lonjakan pasien ini ada beberapa aspek yakni fasilitas, SDM, logistik dan sistem pendanaan.

Faozi menjelaskan mengenai sumber pendanaan penanganan COVID-19 saat ini yang bersumber dari pemerintah, antara lain dari APBN, APBD, dana filantropi dan dana desa. Penjelasan disertai dengan alokasi penggunaannya.

Dari pendanaan APBN saat ini ada alokasi sebesar 405 Trilyun (T) yang antara lain 75 Trilyun untuk kesehatan, 110 T dialokasikan untuk perlindungan sosial, 70 Trilyun untuk Insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha serta 150 T untuk pemulihan Ekonomi secara Nasional. Untuk Alokasi dana APBN tidak semuaya berupa fresh money sehingga hanya beberapa pos saja yang memiliki potensi untuk mendukung surge capacity ini.

Dari pendanaan APBD sudah ada anggaran KLB Daerah yang sudah dianggarkan. Akan tetapi, dana ini akan dapat dipergunakan ketika sudah ada Surat yang ditetapkan kepala daerah yang menyatakan suatu daerah mengalami KLB. Dana ini dapat dipergunakan untuk logistik medis, insentif tenaga medis, sarana prasarana dan bantuan sosial ke masyarakat. Dana di daerah sebenarnya juga sudah ada di FKTP seperti BOK, Kapitasi dan dana akreditasi yang sementara ini dapat dipergunakan untuk melaksanakan sosialisasi, screening atau pencegahan di tingkat puskesmas/ layanan primer.Sementara di tingkat desa ada dana desa yang dapat dipergunakan untuk mendukung sosialisasi di tingkat desa, mendukung isolasi pemudik, penyemprotan disinfektan dan penyediaan handsantizer.

Jodi melanjutkan penjelasan mengenai filantropi pada kondisi penanggulangan COVID-19. Kondisi saat ini lebih cenderung charity dimana pemberian secara langsung dan merupakan bentuk reaksi untuk menanggulangi COVID-19. Filantropi terkait COVID-19 di Indonesia saat ini dapat dilihat antara lain:

  1. HNWI dimana penyumbang individu yang menyumbang dalam jumlah besar, contoh penyumbang untuk APD ke RSPI Sulianti Saroso
  2. Retail dimana penyumbang banyak tapi nominal kecil dan
  3. Institusi yang menlakukan kegiatan dalam bentuk CSR, grantmaking maupun intermediar

Laksono menyampaikan penutup pemaparan, dimana sumber pendanaan untuk penanggulangan COVID-19 ini bersumber dari pemerintah dan masyarakat (filantropi). Peran filantropi disini sebagai pelengkap bukan pengganti peran pendanaan pemerintah. Dalam pelaksanaan perlu adanya koordiansi dan pengawasan untuk pemerataan kebutuhan dan menghindari inefisiensi serta penyelewengan.

Pada pembahasan, Rimawan menyampaikan bahwa SONJO membentuk SONJO LEGOWO untuk menyatukan lembaga-lembaga donor dalam bentuk monitoring data saja untuk melihat Who Do What When Where. Hal ini untuk mengidentifikasi lembaga donor ini sudah melakukan apa, kemana kapan dan dimana, dengan tujuan agar penyaluran bantuan tidak overlaping. SONJO akan membuat database mengenai demand dan supply  filantropi ini.

SONJO saat ini juga berusaha untuk melakukan upaya untuk menjadi jaring pengaman sosial mengatasi adanya gap antara data penerima bantuan pemerintah pusat karena basis data kependudukan yang saat ini banyak tidak sesuai dengan yang di lapangan. Hal ini akan menjadi masalah bagi daerah lain ketika tidak ada gerakan semacam ini.

Sesi diskusi dan sharing diawali oleh Adinda dari RS PKU Muhammadiyah Temanggung yang saat ini banyak penyumbang dari masyarakat awalnya dalam bentuk APD dan dalam bentuk barang. Akan tetapi, saat ini mulai kesulitan karena barang memang sulit diperoleh sehingga penerimaan donor mulai dalam bentuk uang tunai tetapi kami menggandeng lembaga zakat LAZIS MU untuk mempermudah pengelolaan.

Dalam sesi diskusi muncul juga pembahasan mengenai pendanaan apakah saat ini sudah ada uangnya? Sumber informasi yang diperoleh saat ini dana sudah ada dari SILPa dari tahun sebelumnya sebesar 120 T, untuk dana lainnya dapat diperoleh dari sumber lainnya dari realokasi anggaran – anggaran di APBN menggunakan dasar Perpu.  Selain itu, isu kecepatan pencairan menjadi pertanyaan dari peserta, akan tetapi hal ini akan terlihat dalam beberapa waktu ke depan. Akan tetapi, saat ini mekanisme pencairan dana – dana untuk KLB dan bencana sudah ada sehingga jika dana memang sudah tersedia maka tidak akan ada kendala yang berarti ke depannya.

Diskusi selanjutnya berfokus pada fenomena penumpukan bantuan. Hal ini memerlukan kepedulian dari penerima bantuan untuk melaporkan secara transparan kepada pihak luar agar penyaluran tidak menumpuk di satu tempat. Untuk itu perlu adanya koordinasi dari satgas untuk mengumpulkan informasi ini. Mungkin perlu dibuatkan platform yang akan digunakan untuk melporkan  penerimaan bantuan ini.

Prof. Yati Soenarko menyampaikan mengenai kondisi penjaringan donor dari sisi FK – KMK UGM dan RSUP dr Sardjito, saat ini sudah menghubungi 10 lembaga filantropi internasional  yang juga agak kesulitan karena kejadian ini merupakan pandemi. Untuk filantropi lokal juga saat ini juga saat ini kesulitan.

Sebagai penutup bahwa webinar akan menjadi bahan bagi penyusunan skenario penanggulangan COVID-19 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan dapat dipakai untuk daerah – daerah lainnya.


Reporter: Barkah Wahyu Prasetyo (PKMK UGM)

VIDEO REKAMAN

Webinar Surge Capacity Sumber Keuangan & Filantropi
Prev 1 of 2 Next
Prev 1 of 2 Next
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x